Sabtu, 17 Oktober 2009

Cara kerja cvt pada matic

Banyak orang yang menanyakan "gmana sih pak cara kerja cvt pada matic tuh? Berikut penjelasan bagaimana cvt bekerja Mungkin banyak orang lain juga belum mengerti cara kerja dari mesin matik atau CVT(Continuously Varible Transmission) pada sepeda motor. Ternyata lebih sederhana dari mesin konvensional atau mesin bertransmisi. Semua komponen CVT terdapat pada boks CVT atau secara kasat mata bentuknya adalah lengan ayun sebelah kiri motor matik kita, yang terlihat begitu besar dan berat. Disitu terdapat tiga komponen utama yaitu puly depan(Drive Pulley), puly belakang(Driven Pulley) dan v-belt. Puly depan dihubungkan ke crankshaft engine(kruk-as), sedangkan puly belakang dihubungkan ke as-roda. Yang menghubungkan puly depan dan puly belakang adalah v-belt. Pada saat stationer atau putaran rendah, puly depan memiliki radius yang kecil dibandingkan dengan puly belakang atau rasio gigi ringan. Seiring dengan bertambahnya putaran mesin (rpm), maka puly depan radiusnya juga ikut membesar sedangkan puly belakang justru mengecil atau sama dengan rasio gigi berat. Untuk kerja v-belt hanya menghubungkan kedua puly tersebut agar dapat berjalan secara bergantian. Jadi saat puly depan membesar maka yang menyebabkan puly belakang mengecil adalah karena desakan dari v-belt, karena panjang v-belt selalu sama pada proses ini. Karena kerja CVT yang linear, maka mesin matik dapat menghasilkan akselerasi yang halus tanpa adanya kehilangan tenaga.

Cara Kerja Torque Cam


torquePernah dengan torque cam CVT? Part ini ada di semua jenis transmisi skutik yang menggunakan transmisi CVT (Continuously Varible Transmission). Mau tahu lebih jauh? Mari kita kupas bersama.

Sesuai namanya, Torque cam berfungsi me-management torsi dari mesin pada transmisi CVT. “Torque cam sangat berguna bagi mesin CVT ketika tiba-tiba mesin membutuhkan torsi besar,” buka Pak Cik, instruktur Yamaha Enginering School (YES) yang kini bekerja di bagian Service Network Support, PT Yamaha Kencana Motor Indonesia (YMKI).

Dari sananya CVT tidak dilengkapi gear box layaknya motor manual. Pada motor bertransmisi manual, saat membutuhkan torsi besar karena tambahan beban masih bisa pindah gigi ke reduksi yang lebih ringan. Sehingga kerja mesin tidak terlalu berat.


Pada skutik bertransmisi CVT tidak bisa begitu. Saat mesin sudah berputar pada putaran tinggi, Drive Pully (puli depan) akan menutup sehingga dudukan belt (bagian dalam drive pully) membesar dan Driven pully (puli belakang) akan membuka sehingga dudukan belt (bagian dalam driven pully) mengecil. Sehingga kecepatan akan bertambah.

Kinerja puli CVT ini mirip gir sepeda balap yang bertingkat. Ketika kecepatan rendah, perbandingan rasio gir depan dan belakang dibuat ringan dan ketika kecepatan tinggi dibutuhkan perbandingan rasio lebih berat. Bedanya, perubahan rasio tadi pada CVT berlangsung otomatis. Sedangkan sepeda balap secara manual dengan menarik tuas.

Nah, Bila mendadak butuh torsi lebih atau bertemu dengan jalan menanjak maka beban di roda belakang meningkat jadi kecepatan menurun. Sudah pasti dalam kondisi seperti ini posisi belt akan kembali seperti semula, seperti pada keadaan diam.

Bagian-bagian Torque Cam
Drive Pully (puli depan) akan membuka sehingga dudukan belt mengecil dan Driven pully (puli belakang) akan menutup sehingga dudukan belt membesar. Sehingga kecepatan akan turun. Ketika kejadian ini terjadi, torque cam bekerja.

“Torque cam yang bentuknya seperti pelor dalam lubang memanjang ini akan menahan pergerakan driven pulley (puli belakang) agar tidak langsung menutup. Jadi kecepatan tidak langsung drop,” terang Pak Cik

Sehingga saat kita menambah putaran gas untuk mendapatkan torsi mesin lebih besar. Mesin pun tidak terlalu berat mengembalikan CVT pada kecepatan yang lebih tinggi. Torque cam juga bekerja saat mesin berakselerasi dari kondisi diam ke kondisi berjalan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar